Menjadi produktif lebih dari sekedar menghasilkan karya yang bermanfaat. Produktif yang sejati lebih menekankan pada kebermanfaatan yang dihasilkan melalui pembelajaran di sepanjang proses kerja dengan cara khas masing-masing individu. Itulah produktif versi kamu! Akan berbeda antara satu individu dengan individu yang lain, karena masing-masing kamu adalah unik. Temukan dan nikmati proses yang asyik untuk menjadi produktif versi kamu melalui enam tips ini.
1. Tetapkan Fokus Tematik
2. Atur Prioritas dan Durasi Teknik
3. Manage Distraksi itu Wajib!
4. Proses Pembelajaran Dipetik
5. Rencanakan Rehat Cantik
6. Kemas Hasil Secara Unik
1. Tetapkan Fokus Tematik
“Focus on being productive instead of busy.” --Timothy Ferriss
Fokus itu tips utama. Tetapkan dulu sejak awal fokus masing-masing untuk tema kegiatan. Cobalah untuk melihat diri sendiri secara utuh. Misalnya Anda seorang Ibu tiga anak yang bekerja di kantor sejak pagi hingga sore hari. Sepulang dari kantor Anda akan disibukkan dengan urusan domestik. Demikian pula di akhir pekan. Sebulan sekali Anda akan disibukkan dengan kegiatan komunitas yang menjadi passion Anda misalnya fotografi. Untuk contoh ini, Anda bisa membagi fokus produktif menjadi 3 tema yaitu:
a. produktif tema pekerjaan kantor
b. produktif tema domestik
c. produktif tema komunitas fotografi
Untuk masing-masing tema, fokuskan lagi untuk target produktivitas yang ingin dicapai. Misalnya:
- produktif tema pekerjaan kantor : apa yang Anda targetkan untuk diselesaikan atau dihasilkan dalam jangkauan tugas pokok dan fungsi serta jabatan Anda.
- produktif tema domestik : hal-hal apa yang ingin dicapai atau dihasilkan dalam hal parenting dan tugas domestk lainnya.
- produktif tema komunitas : misalnya menghasilkan minimal tiga foto berkualitas lomba level nasional.
Dengan menetapkan fokus tematik, Anda bisa benar-benar fokus pada hal-hal di mana produktivitas itu akan diwujudkan. Perlu diingat bahwa menjadi produktif itu sangat berbeda dengan sibuk. Sibuk dengan banyak hal yang dikerjakan kadang membuat Anda tidak fokus sebenarnya apa yang ingin dicapai dan dihasilkan. Kelihatannya saja sibuk.
Oleh sebab itu, sejak awal Anda harus betul-betul aware dengan fokus tematik. Sehingga, sibuk yang terjadi sepanjang proses itu memang betul-betul karena Anda sedang menjalani proses yang jelas arah dan tujuannya. Ini akan beda rasanya lho! Sibuk tanpa arah hanya akan melelahkan Anda lahir batin. Sementara sibuk dalam sebuah proses tematik akan menghasilkan kepuasan dan trigger untuk menjadi lebih baik di proses selanjutnya.
Dalam hal ini, Anda akan belajar untuk percaya diri dan nyaman menjadi diri sendiri. Tidak perlu membandingkan diri Anda dengan orang lain karena produktif versi Anda adalah yang benar-benar sesuai untuk Anda sendiri. Tidak perlu membandingkan pencapaian Anda dengan orang lain. Satu satunya hal yang layak untuk dijadikan pembanding adalah diri Anda sendiri. Produktivitas Anda bisa dibilang lebih baik ketika Anda membandingkannya dengan produktivitas Anda sendiri di waktu sebelumnya, bukan membandingkannya dengan pencapaian orang lain.
2. Atur Prioritas dan Durasi Teknik
“Mulailah dengan melakukan apa yang diperlukan, kemudian melakukan apa yang mungkin, dan akhirnya Anda akan melakukan hal yang tidak mungkin” --Francis of Asisi
Setelah tema produktivitas, Anda akan dihadapkan pada prioritas dan berapa lama waktu yang ditetapkan untuk mencapai hasil. Hal mana yang akan Anda dahulukan untuk dikerjakan, dan hal mana yang akan Anda lakukan setelahnya. Anda perlu duduk diam sendiri dan merenungkan baik-baik supaya fokus tema yang telah Anda tetapkan sebelumnya mendapatkan tempat prioritas yang benar-benar sesuai.
Berapa lama waktu yang Anda perlukan untuk melakukan sebuah prioritas dalam tema juga perlu Anda tetapkan. Ketika tidak berhasil mencapai hasil yang diinginkan pada waktu yang telah ditetapkan, Anda akan belajar untuk menetapkan waktu pencapaian dengan lebih realistis dengan memperhatikan beragam faktor.
Bisa jadi Anda akan mengalami kesulitan ketika menetapkan skala prioritas. Sayapun mengalaminya. Misalnya untuk tema domestik dan komunitas/passion terkadang dihadapkan pada skala prioritas sekilas sama pentingnya. Misalnya prioritas untuk membiasakan anak pertama Saya gemar membaca pada usia 8 tahun (tema domestik) bersamaan dengan prioritas Saya untuk mengikuti lebih banyak training pengembangan diri sebelum usia 39 tahun (tema komunitas/passsion). Apabila Saya ingin anak Saya gemar membaca, maka Saya harus lebih banyak meluangkan waktu di akhir pekan bersamanya pergi ke perpustakaan, ke toko buku, taman bacaan, atau menemaninya membaca buku dengan nyaman di rumah. Artinya, mengikuti training-training di akhir pekan otomatis harus ditunda.
Menggeser prioritas dan merevisi durasi waktu ini dinamis dan akan menjadi proses pembelajaran bagi masing-masing individu. Nikmati saja dan temukan alurnya sampai bisa dirasakan bahwa Anda telah menetapkan skala prioritas dan durasi waktu yang terbaik sesuai versi Anda masing-masing.
3. Manage Distraksi itu Wajib!
One way to boost our will power and focus is to manage our distractions instead of letting them manage us. “ – Daniel Goleman.
Dalam prosesnya, Anda akan dihadapkan pada beberapa distraksi yang mungkin akan mengganggu fokus yang sedang dijalani. Anda perlu membekali diri bagaimana memanage distraksi agar dapat tetap fokus pada hasil yang akan dicapai.
Akan sangat menggoda ketika Anda telah menetapkan fokus tematik untuk menghasilkan minimal tiga foto berkualitas lomba level nasional dalam waktu satu bulan, tiba-tiba ada saja ajakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan lain yang tidak ada hubungannya dengan keinginan Anda dalam pencapaian ini.
Di sinilah sebetulnya keinginan Anda untuk menjadi produktif teruji. Benarkan Anda menginginkan pencapaian untuk menghasilkan tiga foto berkualitas lomba level nasional dalam waktu satu bulan? Sisi positif distraksi ketika kita berhasil memanage-nya adalah membuat kita paham serta belajar bahwa konsisten dan persisten itu tidak mudah. Kita akan menghargai usaha diri kita sendiri untuk sebuah pencapaian, dan sadar penuh bahwa konsisten dibutuhkan dalam sebuah produktivitas.
4. Proses Pembelajaran Dipetik
“Terkadang, tidak semua hal berjalan sesuai dengan keinginan Anda, tapi Anda harus tetap berusaha mengupayakannya sejalan.” --Michael Jordan
Fokus pada tema, lalu mengatur skala prioritas dan durasi waktu, serta berhasil memange distraksi adalah separuh jalan menjadi produktif. Proses untuk pencapaian sesuatu masih berlanjut dan pada tahap setelah berhasil melewati distraksi Anda akan banyak memetik pembelajaran.
Pada tahap ini Anda mungkin akan menemukan bahwa apa yang direncanakan di awal sudah berubah skala prioritasnya dan ternyata tantangan yang harus dihadapi tidak semenakutkan ketika Anda membayangkannya di awal. Bisa jadi justru tantangannya jauh lebih berat.
Menikmati proses akan menyenangkan ketika Anda bisa memetik pembelajaran dari setiap langkah yang Anda jalani. Satu hikmah yang Anda petik mungkin akan membuat Anda lebih bersemangat menjalani proses berikutnya dan mampu melakukan hal yang lebih baik lagi.
5. Rencanakan Rehat Cantik
“We need solitude, because when we’re alone, we’re free from obligations, we don’t need to put on a show, and we can hear our own thoughts.” -- Tamim Ansary
Anda memang sedang dalam tahap menjadi produktif. Namun bukan berarti Anda harus terus berlari sampai ke garis finish tanpa jeda. Ada waktunya rehat. Dan rehat itu penting.
Dalam satu proses mencapai sesuatu, jangan menghabiskan energi langsung tancap gas sampai akhir. Kita perlu berhenti sejenak mungkin di setengah atau duapertiga perjalanan untuk diam dan merenung. Rehat bisa diartikan diam sejenak sendiri atau melakukan sesuatu yang berbeda sebagai selingan bersama orang-orang yang kita cintai.
Rehat cantik bisa membuat kita justru lebih segar dan bersemangat lagi. Itulah gunanya rehat untuk produktivitas. Atau, lakukan rehat ketika sinyal jenuh melanda. Kebanyakan orang melakukan rehat justru setelah merasa jenuh. Padahal, menurut Saya, kita bisa rehat setelah berhasil memanage distraksi. Hitung-hitung sebagai reward bagi diri sendiri. Setuju?...
6. Kemas Hasil Secara Unik
“Don’t tell me about your effort, show me your results” -- Tim Fargo
Akhirnya, anda berhasil mencapai tujuan dan menghasilkan sesuatu. Yess!!!... tapi sebetulnya ini bukan akhir. Ini sebuah pencapaian yang memerlukan keberlanjutan untuk terus diperbaiki waktu demi waktu ke depan.
Jangan lupa untuk mengemas hasil kerja Anda dengan unik, khas versi Anda. Tunjukkan hasil yang menggambarkan semua jerih payah Anda ketika melakukan proses pencapaiannya. Ketika Anda berhasil membuat anak Anda gemar membaca di usia 8 tahun, berikan semua kenangan rekaman kebersamaan Anda dengan anak saat menjalani kegiatan bonding membaca buku.
Dan pencapaian ini tidak berhenti sampai di sini. Kelanjutannya mungkin Anda ingin membuat anak Anda gemar membaca dan mampu menuliskan atau menceritakan kembali dengan baik apa yang telah dibacanya ketika usianya 9 tahun. Lalu Anda akan mulai merencanakan apa saja yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan ini dalam waktu setahun. Anda akan mulai lagi dan menikmati prosesnya.
Meskipun Anda harus menunjukkan hasil, namun hasil bukanlah nilai untuk segalanya. Percayalah bahwa proses tidak akan mengkhianati hasil. Apabila Anda menikmati proses dan mengambil pembelajaran dari setiap proses, hampir pasti hasil yang dicapai tidak akan mengecewakan.
Nah, apakah Anda siap untuk memacu produktivitas Anda di semua peran yang Anda jalankan? Produktif sebagai Ibu, Produktif sebagai individu, dan produktif sebagai pekerja. Semoga keenam tips ini bisa menjadi inspirasi untuk menemukan alur yang paling pas sehingga Anda dapat mewujudkan produktivitas yang khas versi Anda !! Selamat berkarya dan jangan berhenti belajar!! (Opi)
Tidak ada komentar
Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel ini. Silakan tinggalkan jejak di komentar dengan bahasa yang sopan. Mohon tidak meninggalkan link hidup. Terima kasih.