Karyawan boleh berbisnis?
BOLEH.
Kenapa Ngga?
Iya lah kenapa ngga?....
Berbisnis sambil tetap bekerja sebagai karyawan perusahaan sah-sah saja. Selama pekerjaan utama sebagai karyawan bisa dikerjakan dengan baik dan tidak berkonflik kepentingan, bisnis bisa terus dibesarkan.
Bagaimana agar pekerjaan utama tidak terganggu? Syaratnya, niatkan bisnis sejak awal untuk mengasah jiwa enterpreneur serta terus mengembangkannya sebagai persiapan resign maupun masa pensiun.
Bisnis Tidak Sama Dengan Jualan
Kita sering salah kaprah. Bisnis kadang dipahami hanya sebagai aktivitas menjual produk/ jasa untuk mendapatkan laba. Padahal, bukan sekedar itu lho. Jika hanya menitikberatkan pada hasil/keuntungan instan yang langsung dapat dirasakan, itu namanya berdagang/jualan. Sedangkan bisnis lebih fokus pada hasil jangka panjang. Beda kan? Itu sebabnya merintis bisnis kreatif sejak masih berstatus karyawan sangat penting dicoba. Bisnis butuh proses dan pastinya penuh liku liku.
Konflik Kepentingan
Bagaimana sih memulai bisnis yang tidak berkonflik kepentingan dengan pekerjaan utama kita? Mungkin susah-susah gampang, tapi perlu untuk dijajaki. Di dalam tulisan ini saya ingin memperkenalkan bahwa bisnis yang diawali dari hobi sangat potensial untuk anti conflict of interest.
Kok gitu? Iya.
Biasanya para karyawan yang bekerja kantoran punya hobi atau kesukaan yang tidak berhubungan dengan bidang kerjaannya. Meskipun ngga selalu ya. Sebab, biasanya hobi itu dikerjakan saat jenuh dan lelah dengan rutinitas kerja. Makanya ngga heran kalau kita lihat ada karyawan bank yang hobi fotografi. Atau akuntan yang hobi memasak. Bisa jadi ada praktisi bidang logistik yang hobi menggambar ataui mendisain.
Bisnis yang dimulai dari aktivitas favorit biasanya akan dilakukan dengan senang hati, sehingga bisa benar-benar dinikmati untuk jangka panjang. Sesuai dengan passion lah.
Berawal dari Hobi jadi Bisnis
Nah, di tulisan ini saya ingin menghadirkan contoh salah satu teman kantor yang memulai bisnisnya dari hobi. Nafisa Rahmania, rekan kerja di kantor saya adalah seorang Sarjana Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian UGM. Lajang kelahiran Jakarta, 17 September 1992 ini punya hobi menggambar digital dan ditekuni sampai bisa mendisain brand sendiri.
Nafish Backyard, adalah brand yang ia buat. Produknya berupa shopping bag, masker, sajadah, pop socket, dan craft lainnya. Gambar desain karyanya dicetak di beragam produk tersebut, dan dijual secara online di marketplace. Hobi yang ditekuni ini ternyata membuka jalan untuk bisnis baru yang mendatangkan rezeki buat Nafisa.
Saya dan Nafisa sama-sama bekerja di sebuah perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang logistik pangan pokok. Hobi yang dikembangkan jadi bisnis ini tidak mengganggu pekerjaan Nafisa, dan tidak berkonflik kepentingan dengan semua pekerjaan bidang logistik pangan pokok yang menjadi tugasnya di kantor. Menyenangkan ya?
Oh iya, saya juga pernah mereview produk masker @nafishbackyard di link berikut :
Suatu hari, saya berkesempatan bercakap-cakap dengan Nafisa secara virtual. Ini hasil percakapan kami yang mungkin bisa menginspirasi teman-teman untuk mulai memikirkan hobi apa ya yang bisa dikembangkan menjadi bisnis anti konflik kepentingan.
--- Start a conversation
Sejak kapan suka menggambar digital? Apa sih yang menarik dari aktivitas menggambar digital sehingga tertarik menekuninya? Apa bedanya keasyikan menggambar digital dengan menggambar biasa dengan pensil/ nondigital?
Suka gambar digital mulai kuliah karena ya ada permintaan dari kepanitiaan atau organisasi, juga permintaan teman yang mulai bisnis. Tools untuk digital pertama aku menggunakan laptop dan mouse. Gambar digital yang aku buat waktu itu lebih ke arah desain grafis, aku membuat logo, poster, typography dan vektor wajah.
Kalo dibandingkan dengan manual enaknya digital itu bisa di “undo” jadi mempersingkat waktu. Tapi ya ada plus minusnya sih, kalo digital screen time tentu lebih lama jadi mata gampang lelah, juga butuh modal yang lebih banyak.
Kalau manual yg aku pernah coba itu pake cat air di media kertas dan akrilik di media canvas dan belacu. Asik juga dan kalau gambar manual terkesan lebih “mahal” karya nya tapi memang waktu yang dibutuhkan jadi lebih lama karena kalau ada kesalahan sering kali harus mengulang gambar dari awal.
Dua duanya butuh jam terbang untuk memahami sifat dari tools nya, kalau manual butuh latihan untuk mengerti sifat dari jenis cat, kuas dan media nya, terutama saat pencampuran warna, perbandingan air dan cat, tahap layering gambar. Sedangkan gambar digital tentu harus belajar software/ aplikasi, sensitivitas gerakan mouse ataupun digital pen.
Tapi untuk saat ini karena balik lagi ke demand, demand sekarang lebih banyak ke digital, dan akhirnya aku memutuskan untuk memperdalam bidang ilustrasi digital, karena aku basicnya gambar pake tangan bukan pake mouse.
Tools apa saja yang dibutuhkan untuk menggambar digital? Mahalkah modalnya? Nafisa dapatin semua tools itu dari mana?...
Untuk digital kalau memang fokus di desain grafis, menurut aku dengan mouse cukup. Kalau fokus di bidang ilustrasi perlu banget butuh digital pen karena basic ilustrasi kan menggambar pake tangan yah jadi butuh pengganti tools yang mirip pensil atau kuas.
Tools yang aku pake itu awalnya laptop aku, yaitu Lenovo Yoga 520 dengan digital pen nya, namun sekarang ternyata aku lebih nyaman pake iPad Pro 2017 dan apple pencil gen 1, karena aku tipikal yang ternyata gambarnya nyicil dikit-dikit dan dibawa kemana-mana jadi aku butuh tools yang kecil, ringan dan compact hehe. Untuk software yang sering aku pake untuk menggambar sekarang ini yaitu Procreate di iPad. Selain iPad bisa juga ada alternatif lain kok pake pen tablet seperti Wacom, nanti tinggal disesuaikan spesifikasi pen tablet, laptop dan software/ aplikasi nya.
Biasanya, kapan meluangkan waktu untuk menggambar?... ada waktu khusus atau sesuka hati saja?
Sesuka hati, kerena gambar itu butuh banget mood dan inspirasi/ ide. Kalau lagi muncul ide dan mood oke, langsung deh gambar. Kalau udah mepet deadline ya dikebut gimana pun caranya haha. Bagi waktunya biasanya aku after office, setelah subuh di weekdays, atau bisa kapan aja di weekend.
Biasanya dapat ide gambar dari mana aja?...
Awalnya aku pasti buat moodboard (referensi) dari aplikasi paling pinter yaituu Pinterest hehe, selebihnya bisa cek di freepik, behance atau langsung ke IG ilustrator contohnya seperti @wastanahaikal @heyapriliaa @dielamaharanie, aku suka banget karakter karya mereka.
Kalau dilihat dari IG @nafish.backyard, gambar Nafisa tuh warnanya khas banget : cukup berwarna warni tapi kesannya apik, cute, dan ngademin hati. Apakah memang sengaja ingin menampilkan yang seperti ini untuk brand @nafish.backyard ? Ada filosofinya? …..
Oiya cerita dikit jadi aku coba mengkomersilkan gambarku jadi produk printing di @nafish.backyard, sebenernya belum ada karakter khas kalo menurut aku tapi yaudah aku yakin karakter nanti akan ada jadi mengalir aja yang penting mulai dulu haha. Jadi memang warna warna nya yang cocok aja sama tema-nya.
Sebenernya arti dari Nafish backyard itu kan taman belakang ku (Nafis). Biasanya kalau di taman belakang itu kan lebih privacy,penghuni rumah bisa jadi apa aja dan ngelakuin aktivitas apa aja yang mereka mau (dibanding taman depan). Jadi di Nafish.backyard ini lah aku bisa menuangkan juga gambar di produk yang aku suka, harapannya sih produk juga selamat sampai hati masing-masing pembelinya.
Kalau lagi capek kerjaan kantor atau lagi sedih, bisa tetap menggambar dengan keren ngga?...
Justru aku bisa curhat lewat gambar… aku bisa menuangkan kesedihan, kekecewaan atau bahkan kebahagiaan ku lewat gambar. Kalo keren kan relatif karena yang kadang menurut aku keren, menurut orang lain belum tentu hahaha.
Belajar menggambar digital di mana? Punya guru atau mentor kah? Bagaimana proses belajarnya?...
Guruku adalah Youtube. Terimakasih kepada para content creator terutama di Youtube yang suka share berbagai macam tutorial. Proses belajarnya liat video tutorial di Youtube sambil praktekin, kalo ada kendala tanya teman ataupun ilustrator yang suka buka QnA.
Pernah jenuh menggambar ngga?... Kalau lagi jenuh biasanya cari cara supaya bisa kreatif lagi gimana?
Pasti pernah doong.. Kalau jenuh yaa aku off gambar dulu, tapi kalau deadline udah didepan mata cara mengatasinya, ganti suasana hihi, aku suka gambar di beda-beda tempat, di cafe, teras, kamar, di outdoor dll. Art block (keabisan ide) juga sering, kalo lagi keabisan ide yaa scrolling internet dan minta saran ke orang-orang terdekat.
Bagaimana prosesnya dari hobby bisa terinspirasi untuk dibuat bisnis? Siapa saja yang berperan dalam proses ini?
Bisnis ini semuanya berawal dari permintaan orang-orang disekitar ku dan permintaan kantongku saat kuliah. Namanya kuliah kan butuh uang jajan tambahan haha, berawal dari serabutan nerima jasa desain/ ilustrasi berlanjut deh sampe sekarang bikin produk printing.
Nafisa punya partner dalam hobby atau bisnis ini? Atau murni dijalankan semuanya sendiri?
Sendiriii hihi, pernah beberapa kali coba usaha bareng temen tapi belum berhasil, jadi sendiri aja dulu yang penting mulai walaupun kapasitasnya masih kecil. Tapi untuk produksi itu harus pake vendor printing dan penjahit, untuk proses launching produk, QC produksi ataupun packing biasanya dibantu orang rumah (keluarga). Aku juga lagi proses mulai coba collab dengan teman-teman yang punya bisnis juga.
Bagaimana tips/kiat Nafisa membagi waktu untuk bisa tetap fokus pekerjaan kantor dan menjalani hobby/binis ini dengan gembira?
Hahaha ga selalu mulus dan ga selalu gembira pastinya. Bisnis ini kan masih tergolong kecil, aku juga perlahan kok ga memaksakan kapasitas diri untuk fokus ke cuan/ margin, sampai saat ini aku juga ga neken biaya produksi, yang penting hobiku tersalurkan, InsyaaAllah masa muda ku dihabiskan dengan kegiatan positif dan berusaha bantu orang sekitar aja. Jadi sampe sekarang aku masih bisa bagi waktu alhamdulillah dengan kerjaan kantor.
QUOTE favorit kamu apa?...... yg menginspirasi untuk terus berkarya di bidang yang disukai ini? Boleh quote sendiri boleh quote dari tokoh inspirator.
"Passion is not a job, a sport, or a hobby, it is the full force of your attention and energy that you give to whatever is right in front of you" -Terri Trespicio. Jadi kayak..lakuin aja sesuatu, just do it, and you will find your passion :)
--- End of conversation
Buat yang penasaran, kayak gimana orangnya,
ini nih tampang Nafisa hehehe
Di akhir tulisan ini saya menghaturkan terima kasih kepada Nafisa sudah direcokin dan berkenan buat jadi tamu di blog saya. Semangat terus ya dek untuk berkreasi.....
Buat saya, percakapan dengan Nafisa meyakinkan diri untuk bersemangat menekuni hobi menjadi bisnis. Doakan ya semoga saya bisa menjadi writepreneur yang bermanfaat bagi sesama baik melalui karya yang ditulis di online maupun offline. Semangat terus teman-teman yuk yak yuk bisaaaa …. (Opi)
Tidak ada komentar
Terima kasih telah berkunjung dan membaca artikel ini. Silakan tinggalkan jejak di komentar dengan bahasa yang sopan. Mohon tidak meninggalkan link hidup. Terima kasih.